menegakan foto yang miring


Haie semua.. kalian yang haus akan pengetahuan apalagi yang berhubungn dengan design, mungkin di sinilah kalian akan menemukan jawabannya. Pada tutorial kali ini saya akan membagi trik dan langkah-langkah dalam menegakkan foto yang miring di dalam corel draw di sini saya mengunakan corel draw X4 .. langsung aja liat langkah-langkahnya.

Langkah 1.

yang di perlukan pertama adalah meng-import fotonya. File-Import-cari gambar yang ingin di pakai-open. Di sini saya mengunakan foto saya dan teman-teman saya.










Langkah 2.

Lalu setelah itu kita klik menu Bitmaps-Straighten Image….










Langkah 3.

Kalo sudah di klik, kotak dialog Straighten Image akan muncul dan aturlah pengontrol pada bagian rotate image. Dan bila ingin melihat hasil sementra , centanng pada opsi Crop and resample to original zise. Lebih jelas lihat pada gambar..



]







Langkah 4.terakhir..

Kalo sudah selesai, tekan OK untuk selesai. Dan bila belum tegak juga coba dan ulangi langkan 3 hingga beberap kali. Lihat gambar yang sudah selesai..










Jelas ga bedanya…..

Klo jelas kasiin KOMENTAR_ya tentang postingan saya ini TERIMA KASIH..

Read more

Agar font tidak berubah saat di pakai di komputer lain


Selamat pagi/siang/sore/malam/subuh/senja.. ketemu lagi dalam blog kribo ini. Pada tutorial kali ini saya akan memberikan tips agar saat memasukan font di corel draw, font yang digunakan tidak berubah saat di coba ke komuter lain. Sebenarnya varanya sih sangat mudah yaitu dengan cara mengubah font/tulisan menjadi objek vector, untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut..

1. Pertama sekali yang harus anda lakukan adalah membuat tulisan dengan font yang anda inginkan.
















2. Selanjutnya setelah membuat tulisan, yang harus kalian lakukan adalah, mencari/klik menu Arrange-Convert To Curves atau kalo mau cepatnya tekan Ctrl+Q

.
















Selesai..dah, kelebihan dari trik ini adalah bila di coba di computer lain maka font tidak akan berubah.. dan kekurangannya adalah font yang sudah di ubah menjadi gambr vector tidak bias di edit lagi. Sekian dan terima kasih,

Bagi kalian yang suka atau ingin memberikan saran dan kritik pada tutorial ini silahkan berikan komentar sesukamu….

Read more

budaya adat bajawa (FLORES)

Etnis Bajawa atau Bhajawa adalah satu dari dua etnis yang mendiami Kabupaten Ngada di Pulau Flores bagian tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Etnis lainnya adalah Riung. Kedua etnis ini memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda. Adat istiadat, kebiasaan dan bahasa sangat berlainan.
Dalam kalangan masyarakat etnis Bhajawa hingga kini masih hidup sejumlah upacara tradisional yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia sejak lahir sampai meninggal.

1. Upacara Yang Berkaitan Dengan Kelahiran

Bagi masyarakat Bajawa tujuan perkawinan adalah melahirkan anak-anak. Ini diungkapkan dengan bahasa adat (Pata Dela) ’Bo moe tewu taba, loka moe muku wuka’ (bertunas bagaikan tanaman tebu, menghasilkan buah bagaikan tanaman pisang).
Kelahiran dalam pandangan masyarakat Bajawa harus diawali dengan perkawinan adat yang melegalkan sanggama antara pria dan wanita, dalam bahasa adat disebut ’beke sese papa pe, pa’a bhara papa dhaga’ (dada saling bertemu, paha saling

Upacara-Upacara Tradisional Etnis Bajawa

Etnis Bajawa atau Bhajawa adalah satu dari dua etnis yang mendiami Kabupaten Ngada di Pulau Flores bagian tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Etnis lainnya adalah Riung. Kedua etnis ini memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda. Adat istiadat, kebiasaan dan bahasa sangat berlainan.
Dalam kalangan masyarakat etnis Bhajawa hingga kini masih hidup sejumlah upacara tradisional yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia sejak lahir sampai meninggal.

1. Upacara Yang Berkaitan Dengan Kelahiran

Bagi masyarakat Bajawa tujuan perkawinan adalah melahirkan anak-anak. Ini diungkapkan dengan bahasa adat (Pata Dela) ’Bo moe tewu taba, loka moe muku wuka’ (bertunas bagaikan tanaman tebu, menghasilkan buah bagaikan tanaman pisang).
Kelahiran dalam pandangan masyarakat Bajawa harus diawali dengan perkawinan adat yang melegalkan sanggama antara pria dan wanita, dalam bahasa adat disebut ’beke sese papa pe, pa’a bhara papa dhaga’ (dada saling bertemu, paha saling bersentuhan).
Setiap perempuan yang hamil (ne’e weki) harus ada suami atau ada laki-laki yang menghamili. Dalam bahasa adat dilukiskan dengan ungkapan ’Wae benu toke, uta benu bere, ne’e go mori’ (air penuh bambu sayur penuh keranjang pasti ada yang memasukkan) atau ’Sa a, keka ea, nee go mori (burung gagak bersuara, burung kakatua berkicau, pasti ada penyebabnya).
Kelahiran anak, entah laki-laki atau perempuan, bagi masyarakat Ngada adalah berkah dari leluhur. Karena itu kelahiran anak selalu disyukuri dengan upacara adat:
a.’Geka Naja’. Upacara dilakukan sesaat setelah anak lahir yakni memotong tali pusar (poro puse) dan memberi nama (tame ngaza).
b. Tere Azi. Masyarakat Bajawa memandang ari-ari sebagai kembaran si bayi sehingga harus diperlakukan secara baik. Ari-ari tidak dikuburkan tetapi diletakkan pada suatu tempat yang tinggi ( di atas pohon). Upacara ini disebut Tere Azi.
b.Lawi Azi, Lawi Ana atau Ta’u.Upacara bertujuan untuk mengesahkan kehadiran anakdalam keluarga besar dan mensyukuri kelahiran anak yang ditandai dengan penyembelihan babi untuk memberi makan kepada leluhur. Biasanya rambut anak dicukur disebut Koi Ulu.

2. Upacara Pradewasa (Remaja)

Bagi masyarakat Bajawa, seseorang dinyatakan mulai dewasa apabila ia sudah mengalami datang bulan (ngodho wula). Sejumlah upacara dilakukan yakni:
a. Lege Mote (konde rambut).Khusus untuk anak perempuan rambut tidak boleh dicukur lagi dan dibiarkan panjang supaya bisa dikonde.
b. Peti Kodo dan Sipo Sapu (memberi pakaian). Peti kodo artinya memberi pakaian kepada anak perempuan sedangkan sipo sapu memberi pakaian pada anak laki-laki. Mereka yang beranjak remaja tidak boleh telanjang lagi.
c. Kiki Ngi’i (potong gigi) bertujuan untuk mendewasakan seorang gadis sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih lanjut.

3. Upacara Dewasa

Bagi masyarakat Bajawa, kedewasaan ditandai dengan perkawinan. Untuk sampai pada jenjang perkawinan, ada beberapa tahap yang dilewati.
a. Beti tei tewe da moni neni. Tahap perkenalan antara pria dan wanita biasanya pada saat pesta adat Reba (pesta syukur).
b. Beku mebhu tana tigi. Pihak laki-laki mengadaptasi diri dengan gadis dan keluarga gadis.
c. Bere tere oka pale: Keluarga pihak laki-laki datang meminang anak gadis.
d. Idi Nio Manu: Keluarga laki-laki beriringan menuju rumah calon besan membawa sejumlah barang.
e. Seza/ Sui tutu maki Rene. Zeza merupakan tahapan puncak dalam mengesahkan pasangan wanita dan laki-laki untuk hidup berdampingan sebagai suami dan istri. Dalam bahasa adat disebut ”lani seli’e, te’e setoko’ (tidur beralaskan satu tikar dan satu bantal).

4. Upacara Kematian

Masyarakat Bajawa memandang kematian sebagai ’Dewa da Enga atau Nitu da Niu’. Dewa adalah kekuatan di atas yang baik (Dewa Zeta) yang memberi kehidupan dan kematian. Nitu adalah kekuatan di bawah yang jahat (Nitu zale) yang bisa mencabut nyawa manusia secara paksa. Karena itu di kalangan masyarakat Bajawa ada dua jenis kematian.
a. Mata Ade: Mati yang wajar karena penyakit medis. Upacara penguburan melalui tahap: Roko (memandikan dan memberi pakaian), Basa Peti (membuat peti mati), koe gemo (menggali kubur), gai boko (melepaspergikan jenasah), pa’i (menghibur keluarga selama tiga malam) dan Ngeku (kenduri) yang ditandai dengan penyembelihan hewan babi, kuda atau kerbau.
b. Mata Golo. Mati yang tidak wajar akibat kecelakaan, bunuh diri atau dibunuh. Upacara penguburan melalui proses: Pai api (menjaga mayat), tau tibo ( upacara mencari penyebab kematian), keo rado (upacara pembersihan), tane (menguburkan mayat) dan e lau kora (membuang seluruh peralatan yang dipakai ke arah matahari terbenam).

5. Upacara Pemulihan
Masyarakat Bajawa mengenal sejumlah upacara pembersihan diri atau pemulihan diri antara lain:
a. Upacara Woko Liko Kada. Upacara pemulihan bagi seorang yang telah membunuh orang dan telah menjalankan hukuman penjara. Ia dinasehati agar ’Sau ma’e Ngada Bhuja ma’e laji’ (parang dan tombak jangan lagi memakan korban). Dalam upacara ini biasa dilakukan penyembelihan hewan kurban berupa kerbau dan babi.
b. Upacara Rubu Rao.Upacara pemulihan nama baik seseorang yang telah dicemari oleh seseorang. Pelaku dinasehati dengan ungkapan adat ’Toke ma’e deke mote ma’e weo’ (jangan mencemari nama orang lain)
c. Upacara Dhoro Ga’e/Nuka Nua.Upacara pemulihan seorang perempuan (rang Ga’e) yang kawin dengan laki-laki rang bawah (bukan ga’e). Umumnya mereka diusir dari kampung dan setelah beberapa tahun mereka kembali ke kampung dengan upacara ’Nuka nua’ (masuk kampung).
d. Upacara Sebhe Bhaku dan Basa Nata Rogho.Upacara pemulihan bagi laki-laki dan perempuan yang berzinah namun keduanya tidak bersedia untuk hidup bersama sebagai suami istri . Untuk jenis kesalahan ini pihak laki-laki dikenakan sangsi adat berupa kerbau atau kuda sesuai dengan peraturan adat yang berlaku.
e. Upacara Kati: Upacara pemulihan bagi seorang pria yang berzinah dengan istri orang (pela). Pihak laki-laki selalu pada posisi ’salah’ meskipun mungkin kenyataannya ia digoda oleh perempuan. Pihak laki-laki wajib membawa sejumlah barang (kati) ke rumah suami dari istri yang dizinahi. Suami dari istri yang berzina jika menerima kati maka terjadi pemulihan perkawinan dan saling memaafkan.
f. Upacara Sewu Ngewu.Sewu Ngewu adalah upacara pemulihan dalam bencana kebakaran kampung. Upacara ini melalui beberapa tahap yakni Zoze Api (memutuskan hubungan dengan kutukan api), Kago Te’e Bola (memasukan barang-barang ke dalam rumah), Pa’i Tibo Taki Api (mencari petunjuk ritual tradisional untuk mengetahui sebab-sebab kebakaran), Sewu Ngewu (menyembelih kerbau).


6. Upacara Bercocok Tanam

Masyarakat Bajawa memandang bertani dan beternak sebagai suatu keharusan dan sumber kehidupan yang pertama dan utama. Ini terungkap dalam bahasa adat: ’Bugu kungu, uri logo’ (jari tangan harus meraba tanah) dan ’uri logo (belakang harus dibakar matahari). ’Tuza mula, wesi peni’ (harus menanam dan beternak). Ucapan syukur atas hasil panen dilakukan dengan pesta adat yang disebut Reba dan rasa gembira dinyatakan dengan tarian ’O Uwi’ (memuja ubi, makanan nenek moyang suku Bajawa).

7. Pandangan tentang Alam Semesta

Masyarakat Bajawa memandang dunia sebagai ’Ota Ola’ tempat manusia hidup bersama yang dilukiskan dengan bahasa adat: ’Lobo papa tozo, tara papa dhaga’ ( saling ada ketergantungan). Dalam dunia ini ada kekuatan baik disebut Dewa Zeta dan ada kekuatan jahat disebut Nitu Zale. Dewa Zeta sebagai kekuatan sumber kemurahan, sumber kebaikan (Mori Ga’e).

8. Upacara Membangun dan Masuk Rumah Adat

Bagi masyarakat Bajawa, rumah adat adalah lambang kekuatan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dilambangkan dengan ’Lasu Wisu’ dan perempuan dilambangkan dengan ’Lia loki’. Pertemuan antara lasu wisu dan lia loki membuat rumah adat menjadi kuat.
Ada tiga jenis rumah adat (Sao Meze) yakni Sao Saka Pu’u (rumah pokok), Sa’o saka lobo (rumah pendamping rumah pokok) dan sejumlah Sao Pibe/Dai (rumah adat lainnya anggota suku).
Proses membuat rumah adat yang harus dilalui adalah:
a. Zepa Kolo : mempersiapkan alat ukur yang terbuat dari bilah-bilah bamboo.
b. Ka Kolo/Basa Mata Taka.Upacara yang dilakukan sebagai awal dari proses pembuatan rumah adat.
c. Gebhe Puu Kaju.Upacara pembasmian tunas-tunas kayu yang kayunya telah diambil untuk material rumah adat baru. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan orang Ngadha bahwa pohon yang telah diambil untuk material rumah tumbuh(bertunas) maka akan membawa sial bagi penghuni dan ana sa’o (anggota rumah/suku).
d. Bama Ngaru Kaju.Bahan sa’o yang telah disakralkan sebagai perwujudan atau personifikasi leluhur para anggota suku/anggota sa’o yang akan dibangun.
e. Weti. Weti adalah proses untuk memahat atau relief atau simbol-simbol tradisional orang Ngadha.
f. Tore ngawu.Membawa semua material sa’o dari tempat persiapan akhir menuju ke dalam kampung.
g. Tere Leke/Tere Pudha.Acara Mate Ngana Basa Leke yaitu pengorbanan hewan korban (babi) dalam rangka menyucikan semua meterial sa’o yang akan dibangun terutama leke sebagai bahan dasar sekaligus pemberian makan kepada leluhur.
h. Mula Lekei : adalah pemasangan tiang sa’o (leke) sebanyak 4 (empat) buah yang terbuat dari kayu hebu dengan bantuan alat ukur yang terbuat dari bambu yang disebut Suru Nuba.
i. Se’a Tenga : Tenga adalah balok besar penghubung antar leke. Se’a tenga leke adalah pemasangan balok besar (tenga) untuk menghubungkan atau mengikat antar leke.
j. Dolu/fedhi wae/dolu wae : menentukan rata atau tidaknya leke yang telah dipasang dengan mericiki air pada pertengahan tenga, bila jatuhnya atau mengalirnya air tegak lurus dari atas ke bawah berarti posisi leke dan tenga yang telah dipasang sudah pas.
k. Soka Leke : Soka leke pada dasarnya adalah sebuah maklumat atau pernyataan dari para pemilik sa’o atau anggota suku kepada khalayak tentang kesanggupan anggota suku serta proses yang telah dilalui sesuai dengan tahapan-tahapan dalam membangun sa’o mereka.
l. Remi Ube/Kobo Ube. Pemasangan ube sa’o secara keseluruhanselain pintu atau pene sa’o dengan urutan sebagai berikut : Ulu-wewa , kemo-pali (belakang-depan, kiri-kanan). Ulu-wewa melambangkan mama atau induk yang melahirkan, sedangkan kemo-pali melambangkan anak yang dilahirkan karena itu sebagai mama harus dipasang terlebih dahulu sebelum anak.
m. Wa’e Sa’o. Memberi atap rumah adat.
n. Tege Sua Sa’o dan Kawa Pere.Tahapan ini adalah proses lanjut yg dilaksanakan setelah pembangunan atap rumah selesai yakni memasukkan symbol-simbol penting yang merupakan lambing dan identitas rumah yakni Sua Sa’o (lambang hak atau yang disebut juga dengan sertifikat tradisional) dan Kawa Pere (lambang kebesaran, kewibawaan sesuai dengan status rumah adat di dalam sebuah suku).
o. Ka Sa’o.Acara puncak sebagai pentabisan rumah adat yang baru sebagai pertanda bahwa rumah adat ini dinyatakan sehat seseuai dengan ketentuan adat untuk dihuni oleh Ana Sa’o. Pada acara ini biasanya dipentaskan tarian jai Laba Go dan diikuti dengan penyembelihan kerbau dan babi.Tahapan ini akan dihadiri oleh semua Ana Woe, Wai Laki, Lobo Tozo tara dhaga kerabat dan hubungan perkawinan.

9. Catatan Akhir

Semua upacara adat ini biasanya ditutup dengan ’perayaan ekaristi kudus’ sebagai puncaknya. Dengan demikian, pelaksanaan upacara adat merupakan pernyataan rasa hormat mereka kepada nenek moyang, leluhur yang pernah hidup dan diyakini tetap hidup (Di’i dongo mogo liko lapu). Nenek moyang dipandang sebagai sarana atau jembatan menuju Dewa Zeta (Tuhan Yang Maha Kuasa). Jadi, yang menyelamatkan manusia Bajawa adalah ’Dewa Zeta’ (Tuhan), bukan nenek moyang (Ebu Nuzi).
Read more

rumus menghitung keberuntungan kamu

Rumus menghitung potensi keberuntungan kamu, caranya???

Misal : tanggal lahir 2 Juni 1977 dipecah menjadi : 2 + 6 + 1977 =1985

1+9+8+5=23

2+3=5

Sesudah itu baca analisanya :

1. Keberuntungan selalu menyinari hari2 kamu, disaat kamu tidak mengharap atau menduganya. Biasanya tepat pada saat kamu memerlukannya. Namun, kamu tidak pernah terlalu tergantung kepadanya. Ini yang menyebabkan mengapa keberuntungan ini selalu menyertai kamu.....

2. Kamu cenderung berpikir semua orang lebih beruntung dibanding kamu, tapi....jika kamu mendapat restu dan dukungan dari orang lain, boleh dikata hampir tak ada yg tidak bisa kamu lakukan

3. Kamu bisa menjadi makmur dalam semua bidang kehidupan kamu, jika kamu mau bertahan cukup lama pada salah satu bidang dan mencoba menyelesaikannya. Ini merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan peluang yang paling nguntungin kamu.

4. Kamu percaya, setiap orang punya rezeki sendiri-sendiri, tapi kamu

adalah orang yg pertama mengenali keberuntungan yang mendatangi kamu. Biasanya dalam bentuk suatu hubungan cinta, terutama pada hubungan cinta yang sudah jadi.

5. Pintu keberuntungan menuju cinta sejati dan karir yang baik baru akan terbuka untuk kamu jika kamu mengurangi dan berhenti berusaha terlalukeras untuk nyenengin semua temen2 kamu.

6. Kamu mungkin tidak merasa beruntung dalam hubungan cinta, tapi kamu cukup beruntung dikelilingi orang2 yang bener2 nyayangin kamu

7. Keberuntungan ikut berperan dalam keajaiban kecil yang kamu alami. Terutama dalam hal cinta dan keuangan. Kamu akan menemukan keduanya saat menindak lanjuti sebuah pertemuan

8. Hanya jika kamu mengambil keputusan dengan hati dan juga dengan otak, keberuntungan akan mendatangi kamu dalam bentuk karier dan uang

9. Dewi keberuntungan selalu bersahabat dengan kamu, memberi kamu kekuatan untuk menarik hampir semua orang yang kamu inginkan dalam hidup ini. Kamu menjadi pembawa keberuntungan bagi teman2 dekat kamu

Read more

Rumah dan Perjalanan jauh

ada cerita tentang seorang TKI yng bekerja di negri tetangga . Sekembalinya dari perjalanan jauh itu seluruh orang di sekitar rumahnya itu bertanya tentang pengalaman-pengalaman yang terjadi semasa dia bekerja di sana. Hal baik hal buruk dia ceritakan, tetapi yang paling mengesankan dia mengatakan sebuah pepatah unik yang mungkin bagi saya dan anda juga setuju “HUJAN EMAS DI NEGRI ORANG, HUJAN BATU DI NEGRI SENDIRI, LEBIH INDALAH NEGRI SENDIRI”.

Negri sendiri merupakan rumah yang bagi saya tak dapat diganti dengan papun, kalian semua jangan meikirkan sebuah rumah haruslah sebuah gedung yng besar, jendela dengan kaca-kaca bening yang mewah, dindingnya dari tembok yang kuat ATAU rumah adalah sekadar tembok dengan pelepah kayu yang dibuat untuk menghindari angin yang akan mengusik kedamaian kita. Itu semua merupakan pikiran yang salah, kita harus berpikiran bahwa rumah merupakan suatu tempat yang bisa membuat keadaan tentram, jadikanlah rumah menadi surga bagi diri kita sendiri, jadikan diri kita rindu akan rumah yang selalu ingin kembali di saat kita nepergin jauh.

Saat mengikut Yesus untuk bepergian jauh, santo Markus mengungkapkan apa yang di rasakannya,”ia melakukan segala-galanya dengan baik, yang tuli di buatNYA mendengar yang buta di buatNYa melihat dan yang bisu di buatNYA berkata-kata”. Dari situ kita bias mengambil nilai positif yang terdapat di dalamnya, bahwa dengan berkelana, berjalan-jlan kita bias menemukan hal yang baru yang mingkin tidak bias kita dapat di negri sendiri tapi ingalah kata pepath yang tadi di ucapkan seorang yang baru kembali dari perantauan.

Read more

Nyamuk suka darah manusia


Nyamuk memang suka sama yang namanya darah, apalagi darah manusia. Ketila l;agi diam atau melakukan suatu hal nyamuk selalu saja mengangu, namun lai yang di lakukan sama walter leal dia malah mencari nyamuk, karena ia meneliti kenapa nyamuk suka darajh manusia. Menurutnya manusia dan hewan sejenis ungas mengeluarkan sejenis bau yang khas yng menarik perhatian nyamuk zat ini bernama NONANAL.

Nonanal merupakan zat yang diproduksi oleh tubuh manusia yang cukup untuk menarik perhatian nyamuk jenis culex. Sampai satu ketika ia bersama timnya yang melakukan riset ini melalukan uji coba pada diri walter. Setelah sebulan pasca percobaan walter sangat terkejut karena biarpun setebal pakaian dan ssebanyak lotion anti nyamuk yang dia pakai tak cukup kuat untuk menghalau nyamuk2 itu. Dari riset ini mereka berkesimpulan bahwa nyamuk yng sudah sering hingga kebal dengan pengunaan lotion anti nyamuk akan bermutasi dan menyebabkan spesies baru yang semakin berbahaya.

Read more

Legenda Rara Jonggrang


Lagenda ini berwal dari keberadan dua buah kerajaan yang sangat besaryang saling bertetangga pada waktu itu di jawa tengah, yaitu Kerajaan Pengging, yang diperintah oleh Raja Pengging, dan Kerajaan Prambanan, yang diperintah oleh Prabu Baka. Biarpun terkenal kejam dan mempunyi sosok seperti raksasa, prabu baka mempunyai seorng anak yang mempunyai pasar cantaik nan ayu yang bernama Rara JOnggrang.

Raja Pengging sudah lama merasa sedih karena rakyatnya sering mendapat gangguan dari bala tentara Kerajaan Prambanan. Ia ingin sekali menumpas para penguasa Kerajaan Prambanan, namun mereka terlalu kuat baginya. Untuk mencapai keinginannya, Raja Pengging kemudian memerintahkan putranya, Raden Bandung, untuk bertapa dan memohon kekuatan dari para dewa. Raden Bandung berhasil mendapatkan kesaktian berupa jin, bernama Bandawasa, yang selalu patuh pada perintahnya. Sejak itu namanya diubah menjadi Raden Bandung Bandawasa.
Berbekal kesaktiannya itu, Raden Bandung berangkat ke Prambanan bersama bala tentara Pengging. Setelah mengalami pertempuran yang sengit, Raden Bandung berhasil membunuh Prabu Baka. Dengan seizin ayahandanya, Raden Bandung bermaksud mendirikan pemerintahan yang baru di Prambanan. Ketika memasuki istana, ia bertemu dengan Rara Jonggrang. Tak pelak lagi, Raden Bandung jatuh cinta kepada sang putri dan meminangnya.

Rara Jonggrang tidak ingin diperistri oleh pemuda pembunuh ayahnya, namun ia tidak berani menolak secara terang-terangan. Secara halus ia mengajukan syarat bahwa, untuk dapat memperistrinya, Raden Bandung harus sanggup membuatkan 1000 buah candi dalam waktu semalam. Raden Bandung menyanggupi permintaan Rara Jonggrang. Segera setelah matahari terbenam, ia pergi ke sebuah tanah lapang yang tidak jauh dari Prambanan. Ia bersemadi memanggil Bandawasa, jin peliharaannya, dan memerintahkan jin itu untuk membangun 1000 candi seperti yang diminta oleh Rara Jonggrang.

Bandawasa kemudian mengerahkan teman-temannya, para jin, untuk membantunya membangun candi yang diinginkan majikannya. Lewat tengah, Rara Jonggrang mengendap-endap mendekati lapangan untuk melihat hasil kerja Raden bandung. Betapa kagetnya sang putri melihat bahwa pekerjaan tersebut sudah hampir selesai. Secepatnya ia berlari ke desa terdekat untuk membangunkan para gadis di desa itu. Beramai-ramai mereka memukul-mukulkan alu (penumbuk padi) ke lesung, seolah-olah sedang menumbuk padi. Mendengar suara orang menumbuk padi, ayam jantan di desa itu terbangun dan mulai berkokok bersahutan.

Pada saat itu Bandawasa telah berhasil membuat 999 candi dan sedang menyelesaikan pembangunan candi yang terakhir. Mendengar suara ayam berkokok, Bandawasa dan kawan-kawannya segera menghentikan pekerjaannya dan menghilang karena mereka mengira fajar telah tiba. Raden Bandung yang melihat Bandawasa dan kawan-awannya berlarian langsung bangkit dari semadinya dan bersiap-siap menyampaikan kegagalannya kepada rara Jonggrang. Setelah beberapa lama menunggu, Raden Bandung merasa heran karena fajar tak kunjung tiba. Ia lalu menyelidiki keanehan yang terjadi itu.

Raden Bandung sangat marah setelah mengetahui kecurangan Rara Jonggrang. Ia lalu mengutuk gadis itu menjadi arca. Sampai saat ini Arca Rara Jonggrang masih dapat ditemui di Candi Rara Jonggrang yang berada di kompleks Candi Prambanan. Raden Bandung juga mengutuk para gadis di Prambanan menjadi perawan tua karena tidak seorangpun yang mau memperistri mereka.

Read more